DESA
WISATA
A. Pengertian
Desa wisata adalah suatu bentuk
integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan
dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan
tradisi yang berlaku.
B. Komponen
Utama Desa Wisata
Terdapat dua konsep utama dalam
komponen desa wisata :
1. Akomodasi : sebagian
dari tempat tinggal para penduduk setempat dan unit-unit yang berkembang atas
konsep tempat tinggal penduduk.
2. Atraksi : seluruh
kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang
memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti :
kursus tari, bahasa dll yang spesifik.
Sedangkan
Edward Inskeep, dalam Tourism Planning An
Integrated and Sustainable Devolpment Approach, hal.166 memberikan definisi
: wisata pedesaan dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalan atau dekat
dengan suasana tradisional, sering di desa-desa yang terpencil dan belajar
tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.
C. Pendekatan
Pengembangan Desa Wisata
Pengembangan dari desa wisata harus
direncanakan secara hati-hati agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Berdasar
dari penelitian dan studi-studi dari UNDP(United
Nations Development Programme) / WTO(World
Trade Organization) dan beberapa konsultan Indonesia, dicapai dua
pendekatan dalam menyusun rangka kerja/konsep kerja dari pengembangan sebuah
desa wisata.
D. Pendekatan
Pasar Untuk Pengembangan Desa Wisata
Interaksi tidak
langsung
·
Dengan cara desa
mendapat manfaat tanpa interaksi langsung dengan wisatawan. Bentuk kegiatan
yang terjadi ,misalnya : penulisan buku-buku tentang desa yang berkembang,
kehidupan desa, seni dan budaya lokal, arsitektur tradisional, latar belakang
sejarah, pembuatan kartu pos.
Interaksi
setengah langsung
·
One day trip yang dilakukan
oleh wisatawan, meliputi makan dan berkegiatan bersama penduduk dan kemudian
wisatawan dapat kembali ke tempat akomodasinya. Prinsip model tipe ini adalah
wisatawan hanya singgah dan tidak tinggal bersama dengan penduduk.
Interaksi
langsung
·
Wisatawan tinggal dalam
akomodasi yang dimiliki desa tersebut. Dampak yang terjadi dapat dikontrol
dengan berbagai pertimbangan : daya dukung dan potensi masyarakat setempat.
Alternatif lainnya adalah penggabungan dari model pertama dan kedua.
Kriteria Desa
Wisata
1. Atraksi wisata : alam,
budaya, hasil ciptaan manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang paling menarik
dan atraktif di desa.
2. Jarak tempuh :
jarak tempuh dari kawasan wisata terutama tempat tinggal wisatawan dan jarak
tempuh dari ibukota provinsi dan jarak dari ibukota kabupaten.
3. Besaran desa :
jumlah rumah, jumlah penduduk, karakteristik, dan luas wilayah desa. Kriteria
ini berkaitan dengan saya dukung kepariwisataan pada suatu desa.
4. Sistem kepercayaan dan
kemasyarakatan : aspek penting tentang
aturan-aturan yang khusus pada komunitas sebuah desa. Perlu dipertimbangkan
adlah agama yang menjadi mayoritas dan sistem kemasyarakatan yang ada.
5. Ketersediaan
infrastruktur : fasilitas dan pelayanan
transportasi, listrik, air bersih, drainase, telepon, dsb.
E. Pendekatan
Fisik Pengembangan Desa Wisata
Memiliki
standar-standar khusus dalam mengdan mengontrol perkembangan dan menerapkan
aktivitas konservasi :
·
Mengonservasi sejumlah
rumah yang memiliki budaya dan arsitektr yang tinggi dan mengubah fungsi rumah
fungsi rumah tingal menjadi sebuah museum desa untuk menghasilkan biaya
perawatan dari rumah tersebut.
·
Mengonservasi
keseluruhan desa dan menyediakan lahan baru untuk menampung perkembangan
penduduk desa tersebut dan sekaligus mengembangkan lahan tersebut sebagai area
pariwisata dengan fasilitas-fasilitas wisata.
·
Mengembangkan
bentk-bentuk akomodasi di dalam wilayah desa tersebut yang di operasikan oleh penduduk
desa tersebut sebagai industri skala kecil.
F. Prinsip
Dasar dari Pengembangan Desa Wisata
·
Pengembangan
fasilitas-fasilitas wisata dalam skala kecil beserta pelayanan di dalam atau
dekat dengan desa.
·
Fasilitas-fasilitas dan
pelayanan tersebut dimiliki dan du kerjakan oleh oenduduj desa, salah satu bisa
bekerja sama atau individu yang memiliki
·
Pengembangan desa
wisata didasarkan pada salah satu “sifat” budaya tradisional yang lekat pada suatu
desa atau “sifat” atraksi yang dekat dengan alam dengan pengembangan desa
sebagai pusat pelayanan bagi wisatawan yang mengunjungi kedua atraksi tersebut.
G. Jenis
Wisatawan Pengunjung Desa Wisata
·
Wisatawan Domestik
® Wisatawan
atau pengunjung rutin yang tinggal di daerah dekat desa tersebut.
Motivasi kunjungan : mengunjungi
kerabat, membeli hasil bumi atau barang-barang kerajinan.
® Wisatawan
dari luar daerah (luar propinsi atau luar kota), yang transit atau lewat dengan
motivasi, membeli hasil kerajinan setempat.
® Wisatawan
domestik yang secara khusus mengadakan perjalanan wisata ke daerah tertentu,
dengan motivasi mengunjungi daerah pedesaan penghasil kerajinan secara pribadi.
·
Wisatawan Manca Negara
® Wisawatan
yang berpetualang dan berminat khusu pada kehidupan dan kebudayaan di pedesaan.
Umumnya wisatawan ini tidak ingin bertemu dengan wisatawan lainnya dan berusaha
mengunjungi kampung dimana tidak begitu banyak wisatawan asing.
® Wisatawan
yang pergi dalam grup (di dalam suatu biro perjalanan wisata).
® Wisatawan
yang tertarik untuk mengunjungi dan hidup di dalam kampung dengan motivasi
merasakan kehidupan di lua komunitas yang biasa dihadapinya.
H. Tipe
Desa Wisata
·
Tipe Terstruktur
(enclave)
® Lahan
terbatas yang di lengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan
tersebut. Tipe ini mempunyai kelebihan dalam citra yang ditumbuhkan sehingga
mampu menembus pasar internaional.
® Lokasi
pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak
negativ yang ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu pencemaran sosial
budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini.
®
Lahan tidak terlalu
besar dan masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang intergratif dan
terkoordinasi, sehngga diharapkan akan tampil menjadi semacam agen untuk
mendapatkan dana-dana internasional sebagai unsur utama utuk “menangkap”
servis-servis dan hotel-hotel berbintang lima.
·
Tipe Terbuka
(spontaneus)
®
Tipe ini di tandai
dengan karakter-karakter yaitu tumbuh menyatunya kawasan dengan stuktur
kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal. Distribusi
pendapatan yang didapat dari wisatwan dapat langsung dinikmati oleh peduduk
lokal, akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar menjadi satu ke dalam
penduduk lokal, sehingga sulit dikendalikan. Contoh dari tipe perkempungan
wisata jenis ini adalah Prawirotaman, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar